ANALISIS
SIMULASI PROTEKSI DIFFERENSIAL
SEBAGAI
PENGAMAN BUS BAR MENGGUNAKAN MATLAB
Oleh
:
DesiJayantri
( 5101331001 )
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas
Negeri Medan
E-mail : djayantri05@gmail.com
ABSTRACT
This article discusses the use of MATLAB programming
packet for modeling of power system protection device. It modeled differential
protection device. Basic work of differential protection device is
differentiating internal and external fault current. Case study that used is a
simple system of 150 kV electrical power. This system was modeled using
ATPDraw. Nominal power system current is 580 A. It used 600/5 ampere current’s
transformer both of incoming and outgoing sides. Differential current setting
is 1.2 ampere. Thus, this modeling was tested using simulation of various types
of internal fault currents that generated using ATPDraw. This modeling is
resulting that differential protection device has good speed and selectivity.
Its speed less than 40 ms (2 cycles) and it also can differentiate between
internal faults and normal currents.
Artikel ini membahas penggunaan paket pemrograman
matlab untuk pemodelan kuat sistem perlindungan perangkat . Ini meniru
perangkat perlindungan diferensial. Pekerjaan dasar perlindungan perangkat
diferensial yang membedakan kesalahan baik internal dan eksternal. Adalah
sebuah studi kasus yang digunakan pada sistem
tenaga listrik sederhana dari 150 kv. Sistem ini adalah model menggunakan ATPDraw
. Sistem pembangkit nominal saat ini adalah 580 A. Saat ini pengaturan diferensial
adalah 1,2 ampere . Dengan demikian , model ini menggunakan simulasi tersebut
diuji dari berbagai jenis kesalahan internal arus yang dihasilkan menggunakan ATPDraw
. Model ini menghasilkan perangkat yang memiliki kecepatan dan perlindungan
baik dan selektivitas. Kecepatan kurang dari 40 ms ( 2 siklus ) dan hal
tersebut juga dapat membedakan antara kesalahan internal dan normal arus .
Keywords: bus bar, differential
protection, relay response time, selectivity, MATLAB
BAB I PENDAHULUAN
Hal yang paling penting untuk menerapkan proteksi
pada bus bar adalah memiliki security dan dependability yang
baik. Security adalah kemampuan relai proteksi untuk tidak memberikan
perintah operasi/trip kepada circuit breaker untuk gangguan eksternal. Dependabilty
adalah kemampuan relai untuk memberikan perintah operasi/trip untuk
gangguan internal yang terjadi pada zona proteksinya (Gajic.2007).
1. Relai Proteksi Differensial pada Bus Bar
Konsep dasar relai proteksi differensial pada busbar
merupakan pengunaan hukum kirchoff pertama. Jumlah arus yang terhubung pada
satu zona proteksi harus nol. Jika arus tidak nol maka terjadi gangguan
internal (Gajic.2007). Dengan kata lain jumlah semua arus yang mengalir menuju zona
proteksi (arus positip) harus sama dengan arus yang mengalir meninggalkan zona
proteksi (arus negatip) pada setiap waktu. Zona proteksi differensial dapat
direpresentasikan dengan tiga besaran, seperti pada Gambar 1 (Gajic.2007,
Blackburn.2007).
Dimana:
Iin = total arus yang mengalir menuju bus bar
Iout = total arus yang mengalir meninggalkan bus
bar
Id = arus differensial (selisih antara arus
yang menuju dengan yang meninggalkan bus bar)
Berdasarkan Gambar 1., gangguan internal terjadi (gangguan
yang terjadi dalam zona proteksinya) apabila Id lebih besar dari nilai setting
(nilai ambang batas) maka relai differensial memberikan perintah trip.
Sebaliknya apabila Id mendekati nol maka tidak terjadi gangguan internal dan
relai differensial tidak memberikan perintah trip.
Tulisan ini membahas penggunaan paket pemograman
MATLAB untuk menggambarkan kinerja proteksi differensial sebagai pengaman pada
bus bas sistem tenaga listrik.
BAB II BAHAN DAN
METODE
1. Bahan
Studi kasus yang diteliti pada tulisan ini adalah model
sistem tenaga sederhana seperti pada Gambar 2. (Tumay.2002). Trafo arus (CTA
dan CTB) yang dipasang bertujuan untuk mendeteksi terjadinya angguan di zona
proteksi untuk bus bar A. Model sistem tenaga pada Gambar 2., selanjutnya
diimplementasikan menggunakan ATPDraw
yang meliputi pemodelan: sumber kirim, sumber terima, saluran
transmisi 150 kv, trafo arus, dan bus bar. data pemodelan sistem tenaga
sederhana diberikan
2. METODE
Adapun
tahapan/metode pada tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan
model sistem tenaga dengan menggunakan ATPDraw. Pemodelan ini mencakup: sumber
tegangan kirim, sumber teganga terima (beban), impedansi sumber, impedansi
saluran menggunakan parameter sistem tenaga pada tabel 1. Gambar pemodelan
sistem tenaga sederhana ditunjukan pada Gambar 3.
2. Pembuatan
model instrumen ukur (trafo arus) denganmenggunakan ATP-EMTP. Pembuatan
pemodelan trafo arus harus berdasarkan grafik karakteristik arus dan tegangan
dari suatu trafo arus tersebut (Folker.1999, Sawko.2003). Gambar 4. menunjukan
kurva karakteristik untuk trafo arus dengan rasio 600/5 ampere yang digunakan
pada studi kasus ini.
3. Mensimulasikan
gangguan hubung singkat 3 fasa. Arus gangguan simulasi selanjutnya di ukur pada
elemen differensial yang selanjutnya akan diolah menggunakan algoritma proteksi
differensial menggunakan paket pemograman MATLAB.
a. Algoritma Proteksi Differensial
Adapun
algoritma proteksi differensial yang diterapkan pada tulisan ini seperti
diGambarkan pada diagram alir Gambar 5.
Pada Gambar 5, arus Ia, Ib dan Ic adalah arus
differensial yang mengalir pada elemen differensial. Arus ini selanjutnya
dibaca dan dijadikan sebagai masukan pada algoritma differensial. Besarnya arus
differensial tersebut selanjutnya dibandingkan dengan arus setting, dalam studi
kasus ini arus setting sebesar 1.2 Ampere. Apabila salah satu arus differensial
baik arus fasa a, fasa b maupun fasa c lebih besar dari pada arus setting, maka
diindikasikan terjadi gangguan internal. Maka tugas relai selanjutnya adalah memberitahukan/member
perintah kepada pemutus (CB) untuk membuka kontak pemutus sehingga bus bar yang
terganggu terpisah/lepas dari sistem. Dengan demikian pencegahan terjadinya
perluasan gangguan dapat diminimalisir.
BAB III HASIL
DAN PEMBAHASAN
Algoritma pada Gambar 5 telah diuji dengan berbagai
arus gangguan hubung singkat off line yang didapat dari simulasi menggunakan ATPDraw.
Kinerja yang duji adalah selektifitas dan tanggap waktu dari relai differensial
tersebut.
b. Selektifitas Relai differensial
Gambar 6 menunjukan sinyal arus yang terbaca di
elemen differensialnya dan grafik status relai. Untuk selang waktu 0 s sampai
dengan 0.02 s elemen differensial merasakan arus lebih kecil dari nilai setting
arus differensialnya (kecil dari 1.2 Ampere). Pada selang waktu ini status
relai terlihat menunjukan logika rendah mengindikasikan tidak adanya gangguan
internal. Untuk selang waktu dari 0.02 s sampai dengan 0.1 detik, diciptakan
suatu gangguan internal hubung singkat 3 fasa.
Akibat adanya gangguan internal hubung singkat
tersebut arus di elemen differensial menjadi lebih besar dan melebihi nilai
setting differensial (lebih besar dari 1.2 Ampere). Untuk selang yang sama
terlihat bahwa status relah berubah dari logika rendah menjadi logika tinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa relai differensial merasakan adanya gangguan
internal dan relai memberikan perintah pada pemutus untuk membuka kontaknya.
Dari grafik status relai pada Gambar 6 terlihat bahwa algoritma differensial
yang disimulasikan pada studi kasus ini memiliki selektifitas yang baik yaitu,
dapat membedakan ada atau tidaknya gangguan internal.
c. Tanggap Waktu Relai
Kinerja kedua yang juga dibahas pada tulisan ini
adalah tanggap waktu relai. Tanggap waktu relai adalah waktu yang dibutuhkan
oleh relai untuk mengenali adanya gangguan internal. Dari grafik status relai
pada Gambar 6 terlihat bahwa relai differensial memiliki tanggap waktu relai
yang sangat cepat. Untuk gangguan yang disimulasikan dimulai terjadi pada detik
ke - 0.02 s terlihat bahwa status relai berubah dari logika rendah ke logika
tinggi hampir bersamaan dengan detik 0.02 s tersebut. Ini mengindikasikan
algoritma relai differensial yang disimulasikan memiliki tanggap waktu relai
yang sangat cepat, yaitu kurang dari 40 ms (2 siklus).
BAB IV KESIMPULAN
Dari tulisan ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan
paket pemograman MATLAB untuk mensimulasikan prinsip kerja relai proteksi
differensial sebagai pengaman bus bar memberikan hasil yang baik.
2. Relai
differensial yang dimodelkan memiliki kriteria relai yang cukup baik. Memiliki
selektifitas yang baik dan tanggap waktu relai yang sangat cepat (kurang dari
40 ms).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Folkers, Ralph. 1999. Determine current
transformer suitability using EMTP models. SEL 1999, www.selinc.com/techpprs/6096.pdf .
2.
Saha, M.M. , Rosolowki, E. &
Izykowski, J. 2003. ATPEMTP Investigation of a New Distance Protection Principle
for Series Compensated Lines. International
Conference on Power Systems Transients – IPST 2003 in New Orleans, USA
3.
Sawko, Piotr. 2003. Impact of Secondary
Burden and X/ R Ratio on CT Saturation. Wroclaw
University of Technology, Faculty of Electrical Engineering
4.
The Math Work Team. 2001. Using MATLAB
Version 6. COPYRIGHT 1984 - 2001 by
The MathWorks, Inc.
5.
Blackburn, J. Lewis & Domin , Thomas
J. 2007, Protective Relaying Principles and Applications Third Edition. CRC Press. USA
6.
Gajić, Z. 2007. Design principles of
high performance numerical busbar differential protection. Relay Protection and Substation Automation
of Modern Power Systems (Cheboksary, September 9-13, 2007)
7. Tumay
, Mehmet.2002. Modelling and analysis of a unit protection Scheme. International Journal of Electrical
Engineering Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar