PROTEKSI
ARUS LEBIH DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ACS 706ELC
oleh
Desi Jayantri
(5101331001)
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
E-mail: djayantri05@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dan sistem
elektronik dewasa ini berkembang telah sangat pesat. Tidak terlepas dari hal
tersebut, penggunaan alat-alat listrik meningkat seiring dengan kebutuhan
pemakai untuk membantu aktifitas kerja. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu alat
yang dapat memproteksi peralatan-peralatan elektronik dari bahaya kebakaran
akibat dari pemakaian energi listrik berlebihan yang mengakibatkan hubung
singkat sehingga dapat terjadi kebakaran.
Sensor arus ACS706ELC-20 membaca arus listrik yang
mengalirinya dan menghasilkan tegangan dari 2,5VDC-4,2VDC. Dengan tegangan
referensi yang dihasilkan oleh ACS706ELC-20, maka dapat dijadikan kendali
pembatas arus. Alat ini bekerja berdasarkan kenaikan arus listrik yang melewati
sensor ACS706ELC-20 akibat dari penggunaan alat-alat listrik. Dengan memasang
driver berupa triac BTA41 maka beban yang terpasang dapat dikendalikan.
Alat
ini mampu untuk membatasi pemakaian arus listrik yang terpakai. Dalam alat ini
terdapat sensor ACS706ELC-20 yang berfungsi untuk membaca arus yang terpakai, seven
segment untuk menampilkan nilai arus yang terpakai, dan triac BTA41 untuk
driver beban.
Kata Kunci : Arus listrik, Kendali Otomatis,
dan Beban
BAB
I PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan sumber
energi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern seperti
sekarang. Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, industri dan instansi
yang semakin meningkat, pemerintah telah membangun dan mengembangkan pembangkit-pembangkit
listrik dengan berbagai jenis tenaga penggerak, mulai dari tenaga air, tenaga
uap, bahkan sudah dikembangkan pembangkit listrik dengan tenaga nuklir. Dengan
semakin banyaknya peralatan elektronik dirumah, pengguna kebanyakan terlena
dengan beban yang berlebihan. Sedangkan saat ini untuk mengukur arus yang
mengalir pada jala-jala listrik menggunakan clam meter baik itu
instrumen analog maupun digital dan untuk memproteksi beban lebih masih banyak
menggunakan MCB. Dengan menggunakan alat tersebut untuk mengukur arus sangat
tidak praktis karena mengingat ukuran dari trafo clam yang besar dan
sangat mencolok dilihat dan sistem kerja proteksi MCB menggunakan magnetik
sangat tidak efektif karena saat proteksi terjadi sering terjadinya percikan
bunga api.
Agar lebih praktis dapat dibuat
alat untuk mengukur arus dan memproteksi beban berlebih dengan teknologi
semikonduktor. Pengukuran arus ini menggunakan sensor arus ACS706ELC-20A yang
dapat dialiri oleh arus sebesar 20 Ampere dan ICL 7107 IC yang dirancang untuk
sistem instrumentasi.
Peralatan ini diharapkan lebih
efisien, sehingga tidak perlu harus menggunakan teknologi trafo arus untuk
mengukur arus yang mengalir dan MCB sebagai proteksi beban berlebih. Penelitian
ini mengaplikasikan suatu komponen elektronika ke dalam suatu sistem perangkat
elektronika yang nantinya diharapkan perangkat elektronika ini mempunyai fungsi
sebagai penunjang dan memberikan manfaat dalam kehidupan manusia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi yang pesat
memacu banyak penelitian yang berkaitan dijadikan objek penelitian sebelumnya.
Berikut uraian singkat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang
akan dibahas.
Automatic Circuit Breaker. Kelebihan dari alat ini adalah
mampu memproteksi beban berlebih dengan menggunakan rangkaian elektronika
terprogram, namun demikian masih mendapatkan kekurangan, yaitu masih
menggunakan trafo arus sebagai sensor arus. Dimana trafo arus ini memiliki
bentuk fisik yang besar dan memakan tempat yang luas. Pada trafo memiliki
kelemahan yaitu temperatur yang selalu berubah cepat seiring dengan kenaikan
arus yang melewatinya. (Efraim Victor Bles, 2007).
Sebuah kendali integral dapat
digunakan untuk mendeteksi suatu arus yang melewati pada penghantar. Dalam aksi
Kendali Integral, output dari kontroler ini selalu berubah selama terjadi
penyimpangan dan kecepatan perubahan output tersebut sebanding dengan
penyimpangan. Konstantanya dinyatakan dengan Kendali Integral, Kendali Integral
ini mempunyai sensitivitas yang tinggi, yaitu dengan cara mereduksi error yang
dihasilkan dari sinyal feedback. Kontrol integral memiliki karakteristik
seperti halnya sebuah integral. Keluaran kontroller sangat dipengaruhi oleh
perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal kesalahan. (Rusli, 2008).
Dalam penelitian ini memiliki
beberapa kelebihan dari pada sistem pengaman konvensional misalnya Mini
Circuit Braker (MCB) karena dapat menampilkan daya yang sedang terpasang
dan sangat cepat dalam melakukan tindakan proteksi rangkaian terhadap gangguan
arus beban lebih.
2.1. Sensor Arus ACS706ELC-20
Sensor arus dari keluarga ACS706
adalah solusi untuk pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil
dan sistem-sistem komunikasi. Sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol
motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi
beban berlebih. Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi,
karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu
lintasan yang terbuat dari tembaga. cara kerja sensor ini adalah arus yang
dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang
menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan
diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor
dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar
yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan.
Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC
yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.
Dimana titik tengah output sensor
sebesar (>VCC/2) saat peningkatan arus pada penghantar arus yang digunakan
untuk pendeteksian. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,5mΩ dengan daya
yang rendah. Ketebalan penghantar arus didalam sensor sebesar 3x kondisi overcurrent.
Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Blok diagram sensor
arus ACS706ELC-20
2.2. 3½ Digit, LED Display, A/D onverters
(ICL 7107)
ICL7107
memiliki performa yang tinggi, dengan power
yang rendah, 3½ digit A/D converters. Termasuk seven segment decoders, display
drivers, suatu referensi, dan suatu clock. ICL7107 akan secara langsung
mengendalikan seven segment.
ICL7107 adalah suatu kombinasi dari ketelitian yang tinggi, dengan kemampuan
yang beragam, dan harga yang ekonomis. Juga memiliki keistimewaan autozero-nya
bisa kurang dari 10μV, zero drift-nya dari kurang dari 1μV/OC,
input bias current-nya sebesar 10pA ( Max), dan rollover kesalahan kurang dari satu count. Masukan diferenttial
dan referensinya bermanfaat untuk semua sistem, tetapi memberikan perancang
alat suatu keuntungan yang luar biasa ketika mengukur load cells, mengukur tegangan dan jembatan transducers jenis
lainnya:
1. Power Supply
- ICL7107,
V+ ke Ground: 6 V
- ICL7107,
V- ke Ground: -9V
2. Input
tegangan analog ( Input yang lain ) ( catatan 1): V+ ke V
3.
Referensi input tegangan ( Input yang lain): V+ ke V
4. CLOCK
Input
- ICL7107:
GND untuk V+
5. Batas
Temperatur: 0OC - 70OC
6. Daya
Tahan Thermal (Khusus, catatan 2 ): θJA (OC/W)
- Jenis
PDIP: 50
7.
Temperatur Junction (maksimal): 150OC
8. Batas
temperatur Storage (maksimal) : -65OC – 150OC
9.
Temperatur Lead maksimal (Soldering 10s): 300oC
Gambar 2. Konfigurasi ICL 7107
ICL 7107 merupakan sebuah chip
yang bisa berfungsi sekaligus sebagai A/D Converter dan dekoder seven
segment sekaligus dengan pin keluarannya yang masing-masing dilengkapi
dengan clock dan pengaturan referensi didalamnya.
ICL
7107 dipasang sebagai pengubah A/D sekaligus sebagai driver penampil.
Tegangan analog diubah menjadi digital, driver penampil (pendekode)
terdapat didalam ICL 7107 bertugas untuk mengatur sevent segment atau
penampil yang berupa bilangan desimal. Alat ini terdiri dari beberapa rangkaian
yaitu rangkaian catu daya 3½ Digit, Sensor, DAC R-2R dengan A/D Converter ICL
7017, OP-AMP, Sirine, Display dan hasil keluaranny ditampilkan secara
digital dengan menggunakan seven segment.
2.3. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Berdasarkan identifikasi
kebutuhan yang ada, maka diperoleh beberapa analisis kebutuhan terhadap alat
yang akan dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut :
1.
Perlunya suatu komponen pengindra arus listrik pada jala-jala.
2.
Perlunya suatu komponen penampil arus listrik pada jala-jala.
3.
Perlunya suatu komponen yang befungsi untuk mengubah tegangan analog menjadi
digital dan ditampilkan dalam satuan desimal.
4.
Perlunya suatu saklar AC untuk mengaktifkan dan menonaktifkan beban listrik.
2.4. Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan identifikasi
kebutuhan yang ada, maka diperoleh beberapa analisis kebutuhan terhadap alat
yang akan dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut :
1.
ACS706ELC-20 sebagai komponen pengindra arus listrik jala-jala yang terbuat
dari bahan semikonduktor.
2. Seven
segmen sebagai komponen penampil dalam satuan Ampere.
3.
ICL7107 sebagai komponen pengubah tegangan analog menjadi digital dengan driver
penampil desimal didalamnya.
4. Triak
sebagai komponen penyaklar beban AC untuk mengaktifkan dan menonaktifkan beban
listrik.
2.5 Perancangan Perangkat Keras
Rangkaian Konversi
Rangkaian
konversi pada sistem ini menggunakan komponen utama ICL7107. ICL 7107 merupakan
salah satu contoh komponen yang berwujud IC. Dengan hanya menggunakan satu
komponen ini didalamnya terdapat A/D converters, seven segment decoders,
display drivers, suatu referensi, dan suatu clock.
Gambar 3 Rangkaian 3½ Digit, LED
Display, A/D Converters ICL 7107
Rangkaian Sensor berfungsi
sebagai pengindra arus yang mengalir pada jala-jala yang memanfaatkan medan
magnet yang yang besarnya tergantung pada besarnya arus yang mengalir. Keluaran
sensor arus berupa tegangan analog dengan gelombang sinus, saat arus yang
terbaca 0 ampere (tidak ada beban) tegangan keluaran sensor arus sebesar 2,5
Volt (VCC/2).
Rangkaian
sinyal kondisi pada system berfungsi untuk mengkondisikan agar tegangan yang
dikeluarkan sensor arus dapat dibaca oleh rangkaian konversi. Rangkaian sinyal
kondisi ini ada dua blok rangkaian, yaitu rangkaian detektor puncak dan
rangkaian penguat non-inverting. Fungsi dari resistor R19 dan R20 adalah
sebagai pembanding tegangan keluaran agar membentuk tegangan yang diinginkan. Variabel
resistor R18 berfungsi sebagai pengubah tegangan referensi agar didapat tegangan
yang terkecil sebesar 0 Volt. Variabel resistor R21 berfungsi sebagai pengatur
tegangan picu transistor Q3.
Gambar 4. Rangkaian Sensor dan
Sinyal Kondisi
Rangkaian Pengunci
Rangkaian
pengunci berfungsi sebagai pengunci agar didapat pengendalian pada saat beban
berlebihan. Rangkaian ini terbuat dari gerbang NAND yang dirangkai menjadi
rangkaian flip-flop SR.
Gambar 5. Rangkaian Pengunci
Rangkaian Penyaklar Beban AC Rangkaian
driver beban disusun menggunakan MOC3021 yang berfungsi sebagai kendali saluran
gate triac. Penggunaan Opto MOC3021 jenis ini ditentukan berdasar
kelebihan struktur internal pembentuk saluran kontrol yang memisahkan antara
tegangan AC pada beban dengan tegangan DC pada rangkaian kendali. Agar lebih
jelas dapat dilihat pada Gambar 6..
Triac yang digunakan
adalah BTA41 yang mempunyai arus maksimal sebesar 40A dan tegangan maksimal
600V. Triac ini berfungsi sebagai saklar tegangan AC.
Gambar 6. Rangkaian Penyaklar
Beban AC
a. Cara Kerja Alat
Cara
kerja alat ini bermula dari pembacaan arus yang mengalir pada jala-jala listrik
ke sensor arus ACS706ELC-20 melalui pin 1 dan pin 2 ke pin 3 dan pin 4.
Keluaran sensor arus ini berupa tegangan analog yang naik dan turun secara
linier. Semakin besar arus yang mengalir ke sensor arus maka semakin besar juga
tegangan yang dihasilkan oleh sensor, tegangan awal sensor dihidupkan sebesar
2,5 Volt pada saat pembacaan 0 Ampere. Hasil keluaran sensor tersebut di filter
dengan menggunakan rangkaian tevenin sebagai hambatan induktansi agar didapat
tegangan yang sesuai karena tegangan keluaran sensor masih berupa gelombang
sinus. Keluaran rangkaian tevenin tersebut kemudian di searahkan menggunakan
rangkaian pendeteksi puncak. Hasil penyearahan tegangan keluaran sensor
selanjutnya dikuatkan menggunakan Op-Amp non inverting. Op-Amp non inverting
ini selain sebagai penguat juga berfungsi sebagai pembentuk tegangan referensi
agar didapat tegangan 0 Volt saat arus yang terbaca sama dengan 0 ampere.
Keluaran Op-Amp dihubungkan secara langsung ke rangkaian penampil ICL7107 dan
ditampilkan berupa fluktuatif arus. Untuk sistem proteksi beban memanfaatkan
fluktuatif tegangan yang hasilkan oleh Op-Amp. Dimana keluaran Op-Amp
dihubungkan dengan menggunakan variable resistor untuk mendapatkan tegangan
yang sesuai dalam sistem proteksi. Keluaran variable resistor tersebut
dihubungkan dengan transistor sebagai saklar yang akan memicu flip-flop yang
dirangkai dengan menggunakan gerbang NAND, dimana fungsi dari rangkaian
flip-flop ini adalah sebagai pengunci dari sistem proteksi. Keluaran rangkaian
flip-flop ini akan memicu driver beban AC untuk selanjutnya
menonaktifkan beban AC.
Gambar 7. Blok Diagram Sistem
b. Percobaan Alat
Setelah alat ini
dirancang, yang terdiri atas beberapa blok rangkaian dan blok program seperti
yang telah ditunjukkan pada gambar blok diagram sebelumnya, maka penulis
melakukan percobaan alat ini secara langsung untuk melihat apakah alat ini
dapat berfungsi sebagaimana yang diinginkan. Adapun percobaan yang dicoba pada
bab ini, adalah:
1. Hasil validasi sensor system dan validasi terhadap fungsi
bagian-bagian sistem.
2. Hasil perbandingan pengukuran arus pada alat yang dibuat
dengan alat ukur clamp meter.
3. Pengamatan hasil pengukuran tegangan keluaran sensor
terhadap perubahan arus yang terbaca.
4. Pengamatan hasil pengukuran arus terhadap beban yang
berbeda.
BAB III PEMBAHASAN
Pada validasi
sistem dilakukan pengecekan operasional kerja alat secara keseluruhan. Validasi
ini dilakukan untuk membuktikan bahwa semua komponen dan rangkaian telah sesuai
dengan yang diharapkan. Validasi sistem ini diawali dengan pengukuran tegangan
catu daya, dimana tegangan yang dihasilkan oleh catu daya sangat mempengaruhi
dari keseluruhan kerja sistem. Tabel 1,
tegangan catu daya.
Tabel
1. Hasil pengukuran tegangan catu daya
Hasil
perbandingan pengukuran arus pada alat yang dibuat dengan alat ukur clamp meter
berfungsi untuk mengetahui seberapa tepatnya alat dalam pendeteksian arus yang
mengalir pada jala-jala listrik terhadap beban. Saat pengujian beban tidak
menggunakan saklar semikonduktor, agar sistem tidak terprotek saat beban diatas
4 A. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel
2. Hasil pengukuran arus pada alat yang dibuat dengan alat ukur clamp meter
Perbandingan
pengukuran dapat ditunjukkan dengan jelas error yang dihasilkan pada
Gambar 8 berikut :
Gambar
8. Grafik Perbandingan Pengukuran Arus Pada Alat Dengan Arus Pada Alat
UkurPengukuran Dengan Clamp Meter.
Tabel
3. Hasil pengukuran lengkap
Gambar 9. Grafik Perbandingan
Antara Daya Yang Terukur Dengan Daya Yang Dihitung
Pengamatan hasil
pengukuran tegangan keluaran sensor terhadap perubahan arus yang terbaca
berfungsi untuk membuktikan bahwa tegangan keluaran sensor akan berubah dan
mengikuti arus yang terbaca, semakin besar arus yang dibaca maka semakin besar
pula tegangan yang dihasilkan. Tabel 4, menunjukkan hasil pengukuran tegangan
keluaran sensor yang dilakukan di pengukuran tegangan pada keluaran Op-Amp.
Tabel 4. Hasil
pengukuran tegangan keluaran sensor terhadap perubahan arus yang terbaca
Dari hasil pengukuran tegangan
pada Tabel 4.4 membuktikan bahwa tegangan keluaran sensor arus linier mengikuti
perubahan arus yang terbaca, bahwa semakin besar arus yang dibaca maka semakin
besar tegangan yang dihasilkan oleh sensor arus.
c. Pengamatan hasil pengukuran tegangan driver
beban AC
Rangkaian driver beban AC
menggunakan IC MOC3021 sebagai saklar cahaya penggerak triac dan pemisah
tegangan AC dan DC, dan saklar semikonduktor menggunakan triac BTA41
yang berfungsi sebagai saklar tegangan AC berdaya besar. Tabel 4.5 menjelaskan
tegangan kerja pada rangkaian driver beban AC.
Tabel
4.5 Tegangan kerja rangkaian driver beban AC
Dari hasil pengukuran tegangan
membuktikan bahwa saat output transistor sinyal kondisi mengalami tersaturasi
maka menghasilkan logika 0 yang akan mengaktifkan beban.
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil perancangan dan
pengujian alat dapat diambil kesimpulan bahwa alat dapat bekerja dengan baik.
Hasil implementasi menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Tingkat akurasi alat sangat tergantung beberapa hal seperti penguatan Op-Amp
dan sinyal kondisi yang dibuat.
2.
Kalibrasi menggunakan clamp meter digital sangat efektif karena nilai
yang dihasilkan sudah berupa nilai desimal.
3. Sistem
memiliki kemampuan sesuai spesifikasi, antara lain sebagai berikut.
a. Dapat
menampilkan arus satu digit dibelakang koma.
b.
Memiliki kehandalan sistem proteksi arus yang dapat diatur dengan cara memutar
variabel resistor pada keluaran Op-Amp.
c. Arus
yang dapat dibaca maksimal 20 ampere menurut data sheet.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Allegro.
2006. “CS706ELC-20A, Bidirectional 1.5 mΩ Hall Effect Based Linear
Current Sensor with Voltage Isolation and 20 A Dynamic Range”. Allegro
MicroSystems Inc. Amerika Serikat.
·
Bles,
Efraim Victor. 2007. “Automatic Circuit Breaker”.
·
Ibrahim,K.F.
2007. “Teknik Digital Elektronika”. Andi. Yogyakarta
·
Intersil.
2007. “3½ Digit, LCD/LED Display, A/D Converters”. Intersil Americas
Inc, America.
·
Rusli.
2008. “Kendali Integral dan Feedback”. Gramedia. Jakarta.
·
STMicroelectronics.
2008. ”BTA40 and BTA/BTB41 Series”. Australia - Brazil - China - Finland
- France - Germany - Hong Kong - India - Italy - Japan – Malaysia-Malta -
Morocco - Singapore - Spain - Sweden - Switzerland - United Kingdom - U.S.A, www.DatasheetCatalog.com,
http://www.st.com